Minggu, 18 Desember 2016

Obrolan Ringan Di Suatu Petang




***
“Tokoh Amara ini beneran ada nggak?”
Seriously? Diantara berjuta pertanyaan yang bisa kamu pilih, itukah pertanyaan pertama yang muncul di kepalamu?”
Sahabatku itu tertawa. Terkekeh sih tepatnya.
“Aku hanya mengikuti naluriku sebagai laki-laki. Kalau benar si Amara ini ada di dunia nyata, aku benar-benar tertarik untuk bertemu dengannya.”
Aku hanya menggelengkan kepala. Kuambil botol bir di meja dan menegak isinya. “Mari kita anggap saja dia tidak ada. Sebuah tokoh fantasi yang aku ciptakan sendiri.”
Sahabatku tertawa. Kali ini terbahak, sampai terbatuk. “Tidak percaya aku dengan kata-katamu itu. Gambaranmu tentang dirinya terlalu nyata, sungguh terlalu nyata teman...”
“Nyata atau tidaknya dia sepertinya bukan menjadi sebuah masalah, mengingat plotnya berakhir tidak dengan bahagia.”
“Bagaimana sebuah tulisan itu berakhir sepenuhnya ada di tangan penulisnya. Itu adalah sebuah pilihan, dan kamu memilih untuk mengakhirinya dengan air mata. Kenapa?”