Sabtu, 19 Mei 2018

Deadpool 2 – Sekuel Yang Biasa Saja


Deadpool 2
Sesuai judul yang saya pilih, itulah rasa yang muncul usai nonton Deadpool 2. Biasa saja, tidak ada yang spesial (telornya dua). Mungkin karena harga telor lagi mahal? Atau mungkin karena film pertama Deadpool ninggalin kesan terlalu dalam. Padahal saya sudah bela-belain melanggar aturan, yang dibikin sendiri. Satu bulan cuma boleh nonton satu film di bioskop. Sebelumnya kan sudah nonton Infinity War tuh. Iya, sebegitu penasarannya saya pada sekuel film ini. Kalau anda punya pendapat yang beda? Silakan saja, kan kita hidup di negara demokrasi.
Mari kita mulai bedah film ini. Pertama, dari ‘joke-joke’ film perdananya yang bikin saya ngakak parah. Deadpool 2 terkesan hanya ‘mengulang’ ‘joke-joke’ tersebut, dengan minor perubahan. Misalnya saja: joke pindah dari jok belakang taxi ke depan, superhero landing, tangan ‘mini’ yang kini pindah ke kaki, dan beberapa lainnya. Kalau anda menonton film pertama, akan sangat bisa menebak adegan-adegan ini. Istilah standup comedy, “You can’t ‘kill’ audience with same bullet, twice.” Tawa butuh dipancing dengan joke yang segar. Kreatifitas yang baru dan orisinil.

Kamis, 10 Mei 2018

Aroma Karsa - Kolaborasi Duniawi dan Imajinasi


Satu lagi novel baru karya Dee Lestari di rilis. Kali ini berjudul ‘Aroma Karsa’. Sebelum bentuk fisiknya dijual secara konvesional, novel ini sempat dirilis secara digital. Dari dulu sebenarnya saya ini membeli novel ini, cuma selalu tertunda. Ah nanti saja, ah nanti saja. Begitu seterusnya, sampai akhirnya ‘Aroma Karsa’ ada di tangan saya dengan sendirinya. Hadir dalam bentuk kado hadiah ulang tahun. Mungkin ini yang dimaksud dengan ‘kalau sudah jodoh, tidak akan lari kemana’. Terima kasih kepada adik saya, Ramayoga, sehingga novel ini bisa saya miliki.
Aroma Karsa
Novel ‘Aroma Karsa’ memiliki 696 halaman. Iya, novel ini tebal sekali. 696 halaman itu sendiri, di luar halaman daftar isi, dari penulis, tentang penulis, dan halaman tambahan lainnya. Novel versinya cetak diterbitkan oleh PT. Bentang Pustaka. Sedangkan versi digitalnya dirilis melalui Bookslife. Novel yang ada di tangan saya adalah terbitan pertama, Maret 2018.

Sabtu, 05 Mei 2018

Avengers: Infinity War - Bharatayudha Ala Marvel


Infinity War
Kalau anda mengaku penggemar film-film superhero Marvel, pastinya tidak akan melewatkan Avengers: Infinity War. Sebuah film yang ‘menumpuk’ semua jagoan dalam satu frame. Tidak semuanya sih, karena saya catat ada beberapa yang absen. Sebut saja Hawkeye dan Ant-Man. Entah kenapa keduanya tidak hadir dalam perang. Mungkin karena ijin istri melahirkan, acara keluarga, sakit flu, atau ambil sisa cuti tahunan? Entahlah, kurang dijelaskan sebab pastinya. Di luar absennya dua superhero tadi, Infinity War adalah film yang keren. Beneran, sumpah.
Memberi predikat keren bukan karena saya fans Marvel. Ada pula film Marvel yang saya kurang sukai. Misalnya Guardian of Galaxy Vol. 2 dan Thor Ragnarok. Kedua film ini menurut saya terlalu childish. Lelucon-leluconnya juga terlalu receh. Untungnya kemudian rilis Black Panther. Film ini mengembalikan muruah Marvel ke jalan yang benar.
Sempat saya turunkan ekspektasi sebelum menonton. Berpikir bagaimana Marvel akan mengatur alur dengan sedemikian banyak ‘nama besar’. Penambahan durasi, itu sih sudah pasti. Mengingat kini Infinity War menjadi film Marvel dengan durasi terpanjang. Panjangnya durasi juga jadi faktor penurunan ekspektasi. Apa nanti tidak bosan duduk di bioskop selama itu? Dan pemikiran lainnya. Seperti naksir cewek cantik, tetapi nggak yakin kita ada di level yang sama. Ya sudah, turunin ekspektasi, biar nggak kecewa-kecewa amat.