Deadpool 2 |
Sesuai
judul yang saya pilih, itulah rasa yang muncul usai nonton Deadpool 2. Biasa
saja, tidak ada yang spesial (telornya dua). Mungkin karena harga telor lagi mahal?
Atau mungkin karena film pertama Deadpool ninggalin
kesan terlalu dalam. Padahal saya sudah bela-belain melanggar aturan, yang dibikin
sendiri. Satu bulan cuma boleh nonton satu film di bioskop. Sebelumnya kan
sudah nonton Infinity War tuh. Iya,
sebegitu penasarannya saya pada sekuel film ini. Kalau anda punya pendapat yang
beda? Silakan saja, kan kita hidup di negara demokrasi.
Mari kita
mulai bedah film ini. Pertama, dari ‘joke-joke’
film perdananya yang bikin saya ngakak parah. Deadpool 2 terkesan hanya ‘mengulang’
‘joke-joke’ tersebut, dengan minor perubahan. Misalnya saja: joke pindah dari jok belakang taxi ke
depan, superhero landing, tangan ‘mini’ yang kini pindah ke kaki, dan
beberapa lainnya. Kalau anda menonton film pertama, akan sangat bisa menebak
adegan-adegan ini. Istilah standup comedy,
“You can’t ‘kill’ audience with same bullet,
twice.” Tawa butuh dipancing dengan joke
yang segar. Kreatifitas yang baru dan orisinil.