Minggu, 26 Agustus 2018

Happiness: Saat Anak Tidak Menjadi Dirinya


Happiness
Satu lagi buku yang selesai saya baca. Sebuah novel, yang berjudul Happines. Saya menemukan novel ini ditengah belantara novel-novel di Gramedia. Kenapa saya tertarik dengan novel ini? Karena harganya, iya harganya. Di antara ratusan, mungkin ribuan novel-novel seharga 55.000,- rupiah ke atas, Happiness dilabeli harga 20.000,- rupiah. Iya, dua puluh ribu rupiah. Anda tidak salah baca. Padahal waktu itu lagi tidak ada diskon. Saya sendiri tidak percaya. Sampai-sampai saya konfirmasi ulang kepada salah satu penjaga. Saya tidak salah baca, memang dua puluh ribu rupiah. Happiness berarti kebahagian. Tentu tak ada salahnya, membeli kebahagian seharga dua puluh ribuan, kan?

Jumat, 24 Agustus 2018

Memori (lain) di Ketinggian 1717


Gunung Batur
Sudah lama tidak berpetualang, akhirnya kesempatan itu datang. Gunung Batur, yang berlokasi di daerah Kintamani, Bangli, pun jadi pilihan. Gunung yang memiliki tinggi 1.717 meter dari permukaan laut ini, bagi saya punya banyak sekali memori. Ini asalah kali kesekian saya mendaki Gunung Batur. Setiap pendakian selalu punya memorinya tersendiri. Biasanya kan saya berpetualang sendirian tuh. Kali ini saya bertemu dengan empat teman, yang punya hobi yang sama. Berpetualang. Maka, berlima kami ciptakan memori (lain) di ketinggian 1717.
Berawal dari obrolan ringan di lapangan, Maya mengajak saya untuk mendaki. Salah satu teman di grup badminton. Ada teman dia, yang berprofesi guide, punya schedule mendaki bersama bule Jepang. Kebetulan Maya juga mau bayar kaul, akan mendaki kalau proyeknya lancar. Namanya diajakin berpetualang ke alam, kalau memang punya waktu, nggak mungkin saya tolak. Apalagi dari dulu saya memang ingin mencoba untuk mendaki lagi. Sekedar menguji kebugaran tubuh. Apakah di umur kepala tiga ini, saya masih sanggup untuk mencapai puncak. Dan garis dimensi kami bertiga pun beririsan di Gunung Batur. Ngobrol, ngobrol, ngobrol, diputuskan lalu tanggal 17 Agustus malam, menjadi hari H pendakian.

Kamis, 02 Agustus 2018

MI 6 : Fallout – Seri Terbaik Mission Impossible


MI 6 : Fallout
It’s Mission Impossible time! Francise film action mata-mata ini sampai juga di serinya yang keenam. Di seri keenam ini, Mission Impossible (MI 6) mengangkat sub judul ‘Fallout’. Sebuah titik krusial yang bisa menjadi beban tersendiri. Bagaimana cara membuat seri ini lebih baik dari seri-seri sebelumnya. Setelah menonton film ini, saya bisa bilang kalau Christopher McQuarrie sangat sukses. Sukses membuat seri keenam ini naik tingkat. Bahkan jauh melebihi seri kelima yang dia sutradarai pula.
MI 6 - Fallout adalah sambungan dari MI 5 - Rogue Nation. Maka ada baiknya, sebelum nonton Fallout, anda nonton dulu Rogue Nation. Tokoh-tokohnya tetap sama, termasuk si tokoh jahat, Solomon Lane (Sean Harris). Ilsa Faust (Rebecca Ferguson) pun muncul lagi. Salah satu alasan kenapa saya menunggu seri keenam ini. Saya terlanjur terpesona dengan image misterius wanita cantik yang satu ini. Meski saya musti dibuat sedikit kecewa. Ilsa ternyata tidak menjadi ‘pusat’ cerita, sebagaimana perannya di seri kelima. Meski begitu, dia tidak kehilangan pesona misterius dan kelincahan dalam bertarung. Bahkan, hubungan ‘love and hate’ antara dirinya dan Ethan Hunt (Tom Cruise) juga belum hilang.