Selasa, 15 Maret 2016

Romansa Kedai Kopi


Ini adalah sebuah cerita bertema cinta dan mengambil latar kedai kopi. Sudah tergambar begitu jelas dari judulnya. Tulisan ini adalah murni tentang romansa. Tidak ada misteri tersembunyi di dalamnya. Mungkin pernah terjadi, sebuah kisah cinta di kedai kopi yang berakhir tragedi. Namun tidaklah dengan ceritaku yang satu ini.
*****
“Masih layar kosong juga?”
Tepukan pada bahu mengagetkanku. Rupanya itu Bli Gde, membawakan gelas kopi keduaku. Kualihkan pandangan dari layar laptop.
“Iya, begitulah.” Kuhela nafas panjang.
“Kubilang juga apa. Kamu haruslah merasakan cinta, untuk bisa menulis sebuah cerita cinta.”
Entah berapa kali sudah Bli Gde mengucapkan kalimat itu. Awalnya kuanggap sekedar angin lalu. Sekedar ledekan untuk kemampuan menulisku. Namun, beberapa hari ini kurasakan kalau kalimat itu mulai masuk akal. Hampir dua minggu sudah layar laptopku kosong. Tidak ada satupun kalimat tertulis disana. Sedangkan deadline penumpulan tulisan sudah semakin dekat.  
“Apa Bli nggak ada kesibukan lain, selain gangguin aku?”
Kucoba mengalihkan pembicaraan. Tema cinta tidaklah begitu menarik untuk kubahas. Terutama dalam mood hati seperti saat ini.
Bli Gde nyengir kuda. “Kenapa aku musti sibuk? Kan disini aku bosnya.”

Sabtu, 05 Maret 2016

Deadpool: Konyol Tapi Nggak Ngebanyol


"I am maybe super, but I am no hero."

Deadpool

Dia ini pahlawan super paling konyol sedunia, demikian pikir saya selama di bioskop. Saya tidak punya ekspetasi apa-apa saat akan menonton film ini. Beberapa resensi memang sempat saya baca, dan hampir semuanya menilai Deadpool itu konyol. Namun sumpah, saya tidak pernah menyangka akan sekonyol ini. Ini sih super duper konyol namanya, pikir saya.
Saya memang menyukai film-film super hero. Bahkan sejak saya kecil. Konsep ‘menyelamatkan dunia’ benar-benar menarik perhatian saya. Pahlawan super, dalam benak saya pastilah memiliki sifat-sifat yang patut digugu dan ditiru. Hanya saja, Deadpool benar-benar memutar-balikkan konsep tersebut. Tidak ada satu pun sifat dari Deadpool yang dapat dijadikan panutan. Deadpool juga jauh sekali dari konsep ‘menyelamatkan dunia’. Benar-benar jauh, jauh sekali. Tujuannya hanya satu. Membalas mereka yang telah merusak wajah, dan juga tubuhnya. Iya, memang sesederhana itu. Hei, tapi bukankah Deadpool mengakui sendiri hal itu. Dia mengakui kalau dia memang super, tapi dia bukanlah seorang pahlawan.