Rahasia Salinem |
Beberapa
bulan tersimpan dengan rapi, akhirnya novel Rahasia Salinem ada di tangan juga
untuk selesai dibaca sampai bab terakhir. Saya orangnya memang seperti itu. Mumpung
ada rejeki dibeli saja dulu. Soalnya saya bukan manusia yang punya penghasilan
rutin setiap bulan, seperti manusia ‘normal’ lainnya. Bacanya kan bisa nanti
saja kalau punya waktu kosong. Dan tiga hari lalu, waktu ‘kosong’ itu tiba. Kerjaan
sudah selesai. Mau jalan-jalan belum ada anggaran. Mau nonton tidak ada yang
menarik perhatian. Akhirnya bongkar-bongkar tumpulan novel. Disanalah Rahasia
Salinem menampakkan dirinya. Setelah ‘menanti’ cukup lama.
Sebenarnya
novel ini sudah sempat saya baca empat bab, secara online, lewat situs storial.co.
Dan saya sangat tertarik dengan gaya penulisan dari penulisnya. Tapi begitulah,
saya tergolong tipe old fashion kalau
soal membaca buku. Harus dipegang di tangan, terus dibacanya sambil goleran santai. Kadang duduk, kadang
tiduran, kadang kayang. Banyak gaya deh pokoknya hehehe... Kalau baca dilayar
laptop atau ponsel, mata saya jadi cepat lelah. Tidak kuat dengan radiasi
cahayanya. Maka, saya tunggu saja edisi cetak Rahasia Salinem mulai dipasarkan.
Edisi
cetak Rahasia Salinem keluar dua tipe, hard
cover dan soft cover. Punya rejeki
lebih, saya beli saja yang hard cover.
Kenapa? Karena saya tahu kalau menulis novel (bagus) itu sangat susah –
berkali-kali mencoba, tidak pernah juga berhasil. Dan saya juga tahu kualitas
cerita novel ini bagus, tidak akan mengecewakan.