Minggu, 12 Maret 2017

Entah


Kalau dilihat-lihat ternyata belum ada tulisan saya mengenai musik. Maka pada tulisan kali ini saya ingin membahas sedikit tentang lagu. Sebuah lagu lama yang dinyanyikan oleh Iwan Fals, berjudul Entah. Sebelum anda komentar, saya akan komentar duluan. Iya, lagu itu memang lawas, sangat lawas malah. Wajar dong, saya kan sudah tua hahaha...
Kenapa dan ada apa dengan lagu Entah? Saya menyukainya karena liriknya yang jujur. Menurut saya lagu ini adalah lagu romantis yang realistis, tidak puitis namun terkesan manis. Mari kita kutip sedikit lirik dari lagu Entah : 


Seperti biasa aku tak sanggup berjanji, hanya mampu katakan aku cinta kau saat ini. Entah esok hari, entah lusa nanti, entah...
Sungguh mati perempuanku, aku tak mampu beri sayang yang cantik seperti kisah cinta di dalam komik.
Lanjutkan saja langkah kita, rasalah... rasalah... apa yang terasa... apa yang terasa... apa yang terasa...
Ketiga lirik diatas yang paling berkesan buat saya. Benar-benar menggambarkan cinta secara jujur, dan apa adanya. Lirik pertama, siapa pun di dunia ini pasti tidak akan bisa berjanji akan cintanya. Tidak bisa berjanji apakah cinta itu bertahan untuk selamanya atau tidak. Kalau ada yang bilang akan mencintai selama-lamanya, maka pernyataan itu justru patut dipertanyakan. Cinta itu seperti halnya emosi manusia. Berekuivalen dengan marah, sedih, kecewa, dan lainnya. Apakah ada manusia yang bisa selamanya marah? Apakah ada manusia yang bisa selamanya sedih? Begitupun dengan cinta. Cinta pun datang dan pergi, sesuai dengan keadaan emosional manusia. Sesuai dengan situasi dan keadaaan kehidupan.
Lalu bagaimana dengan konsep hidup bahagia selamanya? Sepasang manusia memang bisa hidup bersama selamanya. Itu bukanlah sebuah keniscayaan, tapi benar-benar ada. Hanya saja, menurut saya itu bukanlah karena cinta. Mereka hidup bahagia selamanya, karena masing-masing memiliki cita-cita hidup yang sama. Disana juga ada tanggung jawab yang sama. Apabila kedua itu sudah tidak lagi sama, maka hidup bersama selamanya hanya sebatas cita-cita. “Aku cinta kau saat ini, entah esok hari, entah lusa nanti, entah...” Bukan lirik yang puitis, namun sangat realistis.
Lirik kedua. Kisah cinta di dalam komik, novel, film, drama, ataupun sinetron adalah cinta yang mengada-ada, menurut saya. Namun, disisi lain saya mengakui kalau Tuhan adalah sutradara yang sangat hebat. Maka dari itu saya sangat setuju dengan konsep, “hidup ini adalah panggung sandiwara.” Masing-masing dari kita memiliki peran masing-masing. Dalam kisah hidup kita, Tuhan menyelipinya dengan sedikit bumbu romansa. Hanya saja, jangan berharap selalu bahagia diakhir cerita. Konsep hidup bahagia selamanya, tidak berlaku di dunia nyata. Ending bahagia sengaja dibuat semata-mata untuk memuaskan ego manusia. “Aku tak mampu beri sayang yang cantik, seperti kisah cinta di dalam komik.” Bukan lirik yang puitis, namun sangat realistis.
Lirik ketiga. Hidup berpasangan adalah pilihan. Saat anda sudah memilih maka konsisten-lah dengan pilihan itu. Tujuan hidup berpasangan bukanlah untuk hidup bahagia selamanya, namun untuk tetap hidup bersama selamanya. Selama anda bersama, rasakanlah bersama bumbu-bumbu kehidupan yang ada. Manis, asin, pahit, hambar, kecut, dan lainnya. Itulah arti dari hidup sebagai manusia berpasangan. “Rasalah, rasalah... apa yang terasa, apa yang terasa...” Bukan lirik yang puitis, namun sangat realistis.
Sebagai penutup, mari ambil gitar dan mulai bernyanyi. “Seperti biasa aku tak sanggup berjanji. Hanya mampu katakan, aku cinta kau saat ini, entah esok hari, entah lusa nanti, oh entah...

My room, 12 Maret 2017
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar