Jumat, 31 Maret 2017, kembali saya mengunjungi Stadion Kapten I Wayan
Dipta, Gianyar. Kali ini untuk menonton kompetisi mini, yang bertajuk Trofeo
Bali Island Cup (TBIC) 2017. Kompetisi ini mempertemukan tiga tim, yaitu Bali
United (sebagai tuan rumah), Celebest FC, dan 757 Kepri Jaya FC. Untuk dua tim
terakhir, saya iseng mencari informasi di google, karena cukup asing di
telinga.
Trofeo Bali Island Cup 2017 |
Celebest FC adalah klub yang bermarkas di Palu, Sulawesi Tengah, dan akan
berlaga di Liga Indonesia 2. Didirikan pada 11 Pebruari 2016, sangat muda untuk
sebuah klub sepak bola. Dulunya klub ini dikenal sebagai Villa 2000 FC,
bermarkas di Pemulang, Tangerang Selatan. Sedangkan 757 Kepri Jaya FC juga merupakan
klub yang akan berlaga di Liga Indonesia 2. Merupakan tim yang bermarkas di
Batam, Kepulauan Riau, dimana dulunya bernama PS Bintang Jaya. Diatas kertas
sih seharusnya Bali United tidak akan kesulitan menang.
Saya ada di stadion pukul lima sore, dengan pikiran
akan ramai, mengingat TBIC 2017 diadakan secara gratis. Ternyata pikiran saya
salah. Sampai pukul enam sore, saat dimulainya kick off, kapasitas stadion hanya terisi seperempatnya saja.
Mumpung gratis, milihnya nonton di tribun VIP dong. Biasanya kalau mau duduk di
tribun beratap ini, musti merogoh kocek selembar uang merah Soekarno-Hatta. Dimana
rata-rata penonton berpikiran sama seperti saya. Iya, memang hanya tribun VIP
saja yang kelihatan ramai saat itu. Entah apa yang jadi penyebab sepinya
penonton. Mungkin karena daya tarik klub lawan yang kurang? Mendung tebal yang
bergelayut di langit Gianyar? Atau karena saat itu bukan hari libur? Entahlah.
Pertandingan TBIC 2017, memakai format paruh waktu, dimana setiap tim
berlaga hanya 45 menit. Apabila selama 45 menit hasilnya seri, maka langsung
berlanjut ke adu penalti. Untuk waktu normal (45 menit), klub yang menang dapat
poin 3, dan yang kalah dapat poin 0. Di babak adu penalti, klub yang menang dapat
poin 2, dan yang kalah dapat poin 1. Masing-masing klub akan melawan dua klub
berbeda, dimana klub yang mengumpulkan poin tertinggi yang keluar sebagai
juara.
Mungkin disini saya hanya akan membahas Bali United. Untuk hasil
pertandingan lengkapnya bisa disimak di website resmi Bali United, baliutd.com.
Atau bisa juga melalui akun Facebook, Instagram, Youtube, Twitter resmi mereka.
Semuanya tercantum kok di websitenya.
Trofeo Bali Island Cup 2017 |
Pertandingan pertama melawan Celebest FC, Bali United hanya bisa menang
melalui adu penalti. Dimana pada waktu normal, kedua tim hanya bermain imbang
tanpa gol. Memakai formasi 4-4-2, Bali United terlihat kesulitan membongkar
pertahanan Celebest FC. Koordinasi antar lini terlihat kurang padu. Umpan-umpan
lambung dari sayap pun tidak bisa dimaksimalkan, padahal dari segi postur
tubuh, pemain Bali United jauh lebih unggul. Sejak kedatangannya, Hans Peter
Schaller memang sering mencoba formasi 4-4-2, namun terlihat kurang efektif. Duet
Irfan Bachdim dan Sylvano Comvalius, nampak kurang mendapat suplai bola matang
dari lini tengah. Beruntung kiper Bali United, I Made Wardana, tampil sebagai
pahlawan. Sang kiper berhasil menepis dua penalti lawan, dimana satu lagi
membentur tiang.
Saat melawan 757 Kepri Jaya FC, Bali United ganti memakai formasi 4-3-3.
Dengan formasi peninggalan Indra Sjafri ini, permainan bola Bali United terlihat
lebih mengalir. Yabes Roni yang semula bermain di sayap, ditarik lebih ke depan
untuk berdampingan dengan Bachdim dan Comvalius. Masuknya I Gede Sukadana,
membuat lini tengah menjadi lebih hidup. Diakhir Bali United berhasil menang
3-1. Gol-gol dicetak oleh Abdul Rahman (menit 10, 39) dan Comvalius (menit 22).
Dengan demikian, Bali United keluar sebagai juara TBIC 2017, dengan total 5
poin. Celebest FC keluar sebagai juara kedua dengan 3 poin, dan 757 Kepri Jaya
FC sebagai juara ketiga, dengan hanya mengumpulkan 1 poin.
Kendati lawan-lawan Bali United kali ini berasal dari kasta kedua, namun
kemenangan ini patut diapresiasi. Ini bukanlah sebuah kemenangan yang mudah. Baik
Celebest FC mapun 757 Kepri Jaya FC, bermain dengan sangat apik. Sudah lama
sekali fans-fans Pulau Dewata merindukan kemenangan, dan tropi tentunya. Gelar
kompetisi mini ini paling tidak bisa menjadi pemuas dahaga. Terlihat sekali
dari ekspresi wajah-wajah penonton di tribun VIP, paling tidak dari yang sempat
saya lihat.
Trofeo Bali Island Cup 2017 |
Aura kegembiraan terpancar, walau sempat gregetan saat pertandingan
pertama. Fans fanatik yang ada di tribun utara bernyanyi dengan meriahnya. Kembang
api dan flare dinyalakan, tanpa memperdulikan
larangan panitia. Riuh dan meriah, meski stadion tidak penuh. Inilah yang saya
sukai dari nonton langsung di stadion. Sesuatu yang tidak bisa kita rasakan
dari layar televisi. Yah, selain karena warna rumput hijau Dipta yang nyejukin
mata. Dimana hijaunya jauh lebih hijau dari rumput tetangga, eh rumput di layar
kaca maksudnya.
Semoga kedepan permainan Bali United bisa semakin padu. Tumpulnya lini
depan masih sedikit menjadi persoalan. Rawan kebobolan di menit akhir pun musti
diwaspadai. Selain persoalan-persoalan lainnya. Mengingat kompetisi resmi PSSI,
Liga Indonesia 1, akan dimulai tanggal 15 April 2017. Semoga panji Bali bisa
berkibar di level nasional.
Oya, sedikit tambahan. Tolong dengan sangat toilet stadion Dipta ditambah
dong, Pak, Bu. Saya sempat bingung loh menahan pipis. Ngantre toiletnya
panjang. Ini mau dikeluarin dimana? Masa di botol, nggak lucu kan? Cowok sih
bisa-bisain saja, tapi bagaimana dengan suporter cewek? Kasihan kan. Padahal kita
ada di tribun VIP loh. Itu saja sih, fasilitas lainnya sudah cukup bagus. Namanya
perbaikan kan musti bertahap, saya mengerti itu.
Berita lengkap versi website resmi Bali United, bisa di klik disini.
.
Denpasar, 3 April 2017
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar