Sayang
anak, sayang anak. Tulisan ini bukan akan membahas tentang penjual mainan kaki
lima. Tulisan ini tentang sebuah film yang judulnya ‘Searching’. Tanpa diundang film ini mendadak berseliweran di lini masa
sosial media saya. Dan anehnya, untuk film yang baru kali itu saya tahu
judulnya, Searching punya berjibun
komentar positif. Panen pujian deh pokoknya. Tahu sendiri kalau sudah nemu yang
‘aneh-aneh’ macam gini, insting keingin-tahuan saya langsung tergerak. Browsing, browsing, browsing... Searching pun seperti kian kuat
melakukan flirting kepada saya.
“Tonton
gue, tonton gue...” begitu bisiknya mesra.
Layar browser berganti, mengecek Searching di bioskop-bioskop Denpasar. Semua bioskop ternyata
membuka layar untuk film ini, meski hanya dua atau tiga pilihan waktu. Aman,
kebetulan hari itu dan besoknya saya ada acara. Eh, lusa coba dicek lagi, Searching
menghilang dari dua bioskop. Loh,
loh, kok bisa? Film ini segitu nggak
lakunya?
Langsung
tancap gas, mengecek langsung ke TKP. Pikiran sudah ngerasa santai. Palingan
bisa bebas milih bangku. Kenyataannya, datang ke bioskop ini full, pindah bioskop full lagi, sampai akhirnya ketemu bangku
kosong di daerah Kuta. Sungguh fenomena yang aneh. Kalau memang laku, kenapa ada
bioskop yang malah turun layar. Perjuangan sekali nonton film ini. Udah jauh,
sendirian, kehujanan, kedinginan...
Singkat
cerita, di layar film mulai di putar. Di mulai dari tampilan iconic dari windows XP. Tahu kan? Yang
hamparan rumput hijau berbatasan dengan langit biru itu? Pembukaan nan unik ini
ternyata nantinya adalah sebuah rangkaian. Iya, kita akan disajikan sebuah
tampilan yang tidak biasa. Kita diajak ikut merasakan apa yang dilihat, didengar,
dan dirasakan tokoh utama, secara langsung. Selama film kita diibaratkan
memakai mata si tokoh utama, David Kim (John Cho).
Diawali
dengan gambaran kebahagian keluarga kecil David, yang berakhir tragedi. Sang
istri, Pamela Nam (Sara Sohn) meninggal dunia. David pun terpaksa menjadi orang
tua tunggal bagi Margot (Michelle La), sang anak semata wayang. Alur ini pun
diceritakan pakai gaya ‘sosial media’. Hanya ada foto-foto dan video, tanpa
narasi tambahan.
Menjadi
orang tua tunggal untuk seorang gadis remaja, cukup menyulitkan bagi David.
Mungkin ini dialami pula oleh rata-rata orang tua, dewasa ini. Perbedaan
‘dunia’ bikin komunikasi antara mereka susah terjalin. Hal ini diperparah, kala
suatu hari Margot tiba-tiba saja menghilang. Hari pertama, David masih mengira
Margot ikut salah satu temannya berkemah. Namun, hari kedua barulah David sadar
sang anak benar-benar menghilang. Pencarian pun dimulai, sampai akhirnya
melibatkan tim kepolisian yang dipimpin oleh Detektif Rosemary Vick (Debra
Messing). Proses pencarian Margot inilah yang menjadi inti dari film Searching, baik itu pencarian secara online maupun offline.
Proses
pencarian ini bikin penasaran, bikin ikutan mikir, bikin baperan. Ini adalah
sebuah film yang mengajak penontonnya ikut ‘aktif’ sepanjang film. Menyusuri
jejak-jejak digital Margot di lini massa. Sedikit saja kehilangan fokus,
mungkin ada adegan ‘kunci’ yang anda lewatkan. Kesannya berat ya? Nggak kok, ini
film ringan-ringan saja, cuma ya musti ‘mikir’ sedikit. Itu juga kalau mau
ikutan mikir. Kalau nggak, ya si David Kim juga nggak bakal nyuruh anda keluar
bioskop kok. Oya, di sini juga digambarkan pula ‘tingkah-polah’ netizen di dunia maya. Bikin
senyum-senyum kecil, sambil nyeletuk. “Damn,
I did that too...”
Satu hal
lagi yang menarik dari film Searching
adalah plot twist-nya. Kita mikir
seperti ini, eh ternyata bukan. Kita pikir
film sudah selesai, eh ternyata belum.
Kita mikir kayak gini, eh taunya
gitu. Kalau anda tidak ‘tertipu’, ya berarti anda adalah sutradaranya. Tapi, ya
jangan dipikirin serius juga plot twist-nya.
Dibawa santai aja nebaknya, nggak keluar waktu ujian kok.
Segitu
sajalah corat-coretnya. Ada baiknya anda menonton film ini dengan mata kepala
sendiri, dan juga mata kepala David Kim. Akan lebih terasa ‘geeerr’-nya, ketimbang membaca tulisan
sederhana ini. Ada baiknya anda nonton film ini sendirian, biar lebih fokus.
Kalaupun terpaksa ngajak pacar, ya jangan mau diajak ciuman. Kalaupun terpaksa
ngajak temen, sumpel mulutnya pakai popcorn biar dia sibuk ngunyah. Sekian.
Terakhir,
selamat menonton, dengan siapapun nanti anda menontonnya. Termasuk itu (hanya) bersama
Tuhan Yang Maha Esa...
.
Kuta, 31 Agustus 2018.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar