Sekumpul Waterfall |
Setelah
beberapa minggu terbelit kesibukan adat dan agama, akhirnya minggu ini ada juga
waktu kosong. Kesempatan ini saya pakai untuk ‘ngebolang’. Dikarenakan kondisi daerah
Bali timur masih rawan, maka jalan-jalan diarahkan ke Bali barat. Barat atau
utara? Entahlah. Nilai geografi saya dari dulu memang tidak pernah bagus.
Kabupaten Buleleng pun kemudian menjadi pilihan. Lebih spesifiknya lagi air terjun
Sekumpul, yang berlokasi di Desa Lemukih.
Kenapa musti
air terjun ini? Jelas ada latar belakangnya dong. Mbah Google, menginformasikan
kalau air terjun Sekumpul memiliki keunikan, yang berbeda dengan panorama
sejenis lainnya. Jika objek lain hanya punya satu air terjun, maka objek yang
satu ini punya tujuh. Iya, tujuh air terjun, langsung di satu lokasi. Sungguh
menggugah rasa penasaran saya.
Minggu
pagi sekitar jam sepuluh, saya berangkat menuju lokasi. Rute yang saya ambil
adalah jalur Mengwi-Bedugul-Singaraja. Menurut saya jalur ini paling nyaman. Pemandangannya
keren dan udaranya sejuk. Awalnya saya pikir perlu masuk kota Buleleng untuk sampai
ke lokasi. Ternyata begitu masuk desa Gigit, kira-kira dua kilometer, plang air
terjun Sekumpul sudah terlihat. Guna memastikan saya bertanya ke warung di
dekat plang terpasang. Sengaja saya tidak pakai aplikasi penunjuk lokasi di android.
Lebih suka pakai ‘aplikasi congor’,
alias tanya-tanya orang sekitar. Katanya sih interaksi dengan orang baru itu
menyehatkan mental. Dari informasi pemilik warung, belok ke kanan memang arah
menuju air terjun Sekumpul.
“Terus
saja lurus ikuti jalur utama, sampai di desa yang namanya Sekumpul. Nanti di
sana bakal banyak plang penunjuk jalan menuju air terjun,” ucap pria paruh baya
itu dalam bahasa Bali.
Dari pertigaan itu rupanya
perjalanan panjang dimulai. Berpuluh kilometer, menelusuri jalan sepi berkabut.
Belum lagi hujan mulai semakin deras. Untungnya kondisi jalan sangat bagus,
sudah aspal hotmix. Ditambah kanan
dan kiri serba hijau yang didominasi tanaman cengkeh. Jadinya perjalanan panjang
itu cukup bisa untuk dinikmati.
Plang penunjuk
arah ternyata sudah terlihat sebelum sampai di desa Sekumpul. Tepatnya di desa
Lemukih. Dari hasil ngobrol-ngobrol, saya jadi tahu kalau memang ada dua jalur
menuju air terjun Sekumpul. Pertama lewat desa Sekumpul dan kedua lewat desa
Lemukih. Air terjun ini sendiri ada di wilayah desa Lemukih. Lalu kenapa air
terjun ini dikenal dengan nama Sekumpul? Karena desa Sekumpul yang pertama kali
membuka jalan menuju lokasi. Hal ini berkat informasi seorang wisatawan asal
Rusia. Kini air terjun ini dikelola bersama oleh dua desa. Desa Sekumpul
menamainya air terjun Sekumpul. Sedangkan desa Lemukih menyebutnya dengan dua
nama, yaitu air terjun Grombong (a.k.a air terjun Fiji). Satu air terjun, punya
dua panggilan berbeda. Mirip tulisan saya yang membahas air terjun Tegenungan,
di Gianyar.
Dua
pengelola, artinya ada dua perbedaan dong? Iya, memang ada beberapa perbedaan. Kalau
masuk lewat desa Sekumpul, maka anda akan tiba dari bawah air terjun. Kalau
masuk lewat desa Lemukih, maka anda akan tiba dari atas air terjun. Pemandangan
alam sepanjang perjalanan juga berbeda. Dari desa Sekumpul akan tersaji
pemandangan pepohonan, sedang dari desa Lemukih akan tersaji pemandangan
persawahan. Demikian pula biaya tiket. Kalau lewat desa Sekumpul, anda kena
biaya 10.000 rupiah. Namun, nantinya anda akan kena lagi biaya 5.000 rupiah, untuk
retribusi ke desa Lemukih. Sedangkan kalau masuk lewat desa Lemukih, anda hanya
akan kena biaya 10.000 rupiah saja. Benar-benar mirip seperti manajemen di air
terjun Tegenungan kan?
Bagaimana
dengan keindahan air terjunnya sendiri? Menurut pendapat saya pribadi sih, kini
air terjun Sekumpul ini ada di urutan teratas. Bisa dibilang kalau air terjun
ini sebagai ‘one stop visit waterfall’.
Dia alami seperti air terjun Tibumana di Bangli dan air terjun Yeh Ho di
Tabanan. Dia punya jalur menantang seperti air terjun Nung-Nung di Badung. Pokoknya
dia adalah perpaduan dari semua air terjun yang pernah saya kunjungi.
Pertanyaannya kini, kenapa musti datang ke tujuh lokasi kalau semua itu bisa diwakili
oleh satu lokasi? Kalau anda tipe traveller sih tidak apa-apa, tetapi
kalau bukan, air terjun ini bisa mewakili semuanya. Bahkan, kalau anda cukup
jeli menghitung bila ditambah air-air terjun ‘versi mini’, bisa terlihat total sekitar sebelas air terjun di
sana.
Kalau
saran saya sih mending datangnya pakai sepeda motor, karena anda akan bisa
mengakses sampai ke titik terdekat dari tangga pertama. Anda bisa menitipkan
sepeda motor di rumah atau warung penduduk sekitar. Mereka ramah-ramah kok. Bila
anda pakai mobil, maka anda harus jalan kaki lagi dari tempat parkir sekitar
lima kilometer. Cukup melelahkan, mengingat setelah itu ratusan anak tangga
akan kembali menguras stamina anda. Meski anda datang di saat hujan pun tidak
apa-apa, karena jalan dan tangga sudah dilapisi semen berbatu. Hanya anda
mungkin harus melengkapi diri dengan payung atau jas hujan. Meski begitu anda
tetap wajib berhati-hati dalam melangkah. Dan yang paling penting bawalah bekal
air minum. Selain rasa lelah, rasa haus juga akan jadi ‘musuh’ anda selama
perjalanan.
Untuk
sensasi yang muncul saat berada di tengah ‘serbuan’ air terjun, tidak bisa saya
gambarkan dengan kata-kata. Belum lagi asrinya alam sekitar air terjun. Anda
harus merasakannya sendiri. Semua indera tubuh akan sangat dimanja, bila anda
menikmatinya. Saya jamin anda tidak akan menyesalinya. Rasa lelah yang tadi sempat
mendera akan terbayar lunas. Objek wisata ini amat sangat saya rekomendasikan, bagi
anda yang bertipe petualang.
Berikut
beberapa foto yang sempat saya ambil selama perjalan turun dan naik.
Sebagai
penutup, saya ucapkan selamat berpetualang. Dengan siapapun nanti anda akan
datang berkunjung ke air terjun Sekumpul, a.k.a air terjun Grombong.
NB. Sempatkan pula
berkunjung ke desa Wanagiri. Anda akan melewatinya kok. Buat Instagram mania, di
sana ada spot-spot selfie kekinian.
Apakah saya mampir kesana? Mungkin nanti saja kalau sudah punya pacar, malu
latar keren tapi fotonya sendirian hehehe...
Buleleng, 5 Nopember 2017.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar