Selasa, 07 November 2017

Air Terjun Sekumpul: Tujuh Panorama Pemanja Indera


Sekumpul Waterfall
Setelah beberapa minggu terbelit kesibukan adat dan agama, akhirnya minggu ini ada juga waktu kosong. Kesempatan ini saya pakai untuk ‘ngebolang’. Dikarenakan kondisi daerah Bali timur masih rawan, maka jalan-jalan diarahkan ke Bali barat. Barat atau utara? Entahlah. Nilai geografi saya dari dulu memang tidak pernah bagus. Kabupaten Buleleng pun kemudian menjadi pilihan. Lebih spesifiknya lagi air terjun Sekumpul, yang berlokasi di Desa Lemukih.
Kenapa musti air terjun ini? Jelas ada latar belakangnya dong. Mbah Google, menginformasikan kalau air terjun Sekumpul memiliki keunikan, yang berbeda dengan panorama sejenis lainnya. Jika objek lain hanya punya satu air terjun, maka objek yang satu ini punya tujuh. Iya, tujuh air terjun, langsung di satu lokasi. Sungguh menggugah rasa penasaran saya.
Minggu pagi sekitar jam sepuluh, saya berangkat menuju lokasi. Rute yang saya ambil adalah jalur Mengwi-Bedugul-Singaraja. Menurut saya jalur ini paling nyaman. Pemandangannya keren dan udaranya sejuk. Awalnya saya pikir perlu masuk kota Buleleng untuk sampai ke lokasi. Ternyata begitu masuk desa Gigit, kira-kira dua kilometer, plang air terjun Sekumpul sudah terlihat. Guna memastikan saya bertanya ke warung di dekat plang terpasang. Sengaja saya tidak pakai aplikasi penunjuk lokasi di android. Lebih suka pakai ‘aplikasi congor’, alias tanya-tanya orang sekitar. Katanya sih interaksi dengan orang baru itu menyehatkan mental. Dari informasi pemilik warung, belok ke kanan memang arah menuju air terjun Sekumpul.
“Terus saja lurus ikuti jalur utama, sampai di desa yang namanya Sekumpul. Nanti di sana bakal banyak plang penunjuk jalan menuju air terjun,” ucap pria paruh baya itu dalam bahasa Bali.
Dari pertigaan itu rupanya perjalanan panjang dimulai. Berpuluh kilometer, menelusuri jalan sepi berkabut. Belum lagi hujan mulai semakin deras. Untungnya kondisi jalan sangat bagus, sudah aspal hotmix. Ditambah kanan dan kiri serba hijau yang didominasi tanaman cengkeh. Jadinya perjalanan panjang itu cukup bisa untuk dinikmati.
Plang penunjuk arah ternyata sudah terlihat sebelum sampai di desa Sekumpul. Tepatnya di desa Lemukih. Dari hasil ngobrol-ngobrol, saya jadi tahu kalau memang ada dua jalur menuju air terjun Sekumpul. Pertama lewat desa Sekumpul dan kedua lewat desa Lemukih. Air terjun ini sendiri ada di wilayah desa Lemukih. Lalu kenapa air terjun ini dikenal dengan nama Sekumpul? Karena desa Sekumpul yang pertama kali membuka jalan menuju lokasi. Hal ini berkat informasi seorang wisatawan asal Rusia. Kini air terjun ini dikelola bersama oleh dua desa. Desa Sekumpul menamainya air terjun Sekumpul. Sedangkan desa Lemukih menyebutnya dengan dua nama, yaitu air terjun Grombong (a.k.a air terjun Fiji). Satu air terjun, punya dua panggilan berbeda. Mirip tulisan saya yang membahas air terjun Tegenungan, di Gianyar.
Dua pengelola, artinya ada dua perbedaan dong? Iya, memang ada beberapa perbedaan. Kalau masuk lewat desa Sekumpul, maka anda akan tiba dari bawah air terjun. Kalau masuk lewat desa Lemukih, maka anda akan tiba dari atas air terjun. Pemandangan alam sepanjang perjalanan juga berbeda. Dari desa Sekumpul akan tersaji pemandangan pepohonan, sedang dari desa Lemukih akan tersaji pemandangan persawahan. Demikian pula biaya tiket. Kalau lewat desa Sekumpul, anda kena biaya 10.000 rupiah. Namun, nantinya anda akan kena lagi biaya 5.000 rupiah, untuk retribusi ke desa Lemukih. Sedangkan kalau masuk lewat desa Lemukih, anda hanya akan kena biaya 10.000 rupiah saja. Benar-benar mirip seperti manajemen di air terjun Tegenungan kan?
Bagaimana dengan keindahan air terjunnya sendiri? Menurut pendapat saya pribadi sih, kini air terjun Sekumpul ini ada di urutan teratas. Bisa dibilang kalau air terjun ini sebagai ‘one stop visit waterfall’. Dia alami seperti air terjun Tibumana di Bangli dan air terjun Yeh Ho di Tabanan. Dia punya jalur menantang seperti air terjun Nung-Nung di Badung. Pokoknya dia adalah perpaduan dari semua air terjun yang pernah saya kunjungi. Pertanyaannya kini, kenapa musti datang ke tujuh lokasi kalau semua itu bisa diwakili oleh satu lokasi?  Kalau anda tipe traveller sih tidak apa-apa, tetapi kalau bukan, air terjun ini bisa mewakili semuanya. Bahkan, kalau anda cukup jeli menghitung bila ditambah air-air terjun ‘versi mini’, bisa terlihat total sekitar sebelas air terjun di sana.
Kalau saran saya sih mending datangnya pakai sepeda motor, karena anda akan bisa mengakses sampai ke titik terdekat dari tangga pertama. Anda bisa menitipkan sepeda motor di rumah atau warung penduduk sekitar. Mereka ramah-ramah kok. Bila anda pakai mobil, maka anda harus jalan kaki lagi dari tempat parkir sekitar lima kilometer. Cukup melelahkan, mengingat setelah itu ratusan anak tangga akan kembali menguras stamina anda. Meski anda datang di saat hujan pun tidak apa-apa, karena jalan dan tangga sudah dilapisi semen berbatu. Hanya anda mungkin harus melengkapi diri dengan payung atau jas hujan. Meski begitu anda tetap wajib berhati-hati dalam melangkah. Dan yang paling penting bawalah bekal air minum. Selain rasa lelah, rasa haus juga akan jadi ‘musuh’ anda selama perjalanan.
Untuk sensasi yang muncul saat berada di tengah ‘serbuan’ air terjun, tidak bisa saya gambarkan dengan kata-kata. Belum lagi asrinya alam sekitar air terjun. Anda harus merasakannya sendiri. Semua indera tubuh akan sangat dimanja, bila anda menikmatinya. Saya jamin anda tidak akan menyesalinya. Rasa lelah yang tadi sempat mendera akan terbayar lunas. Objek wisata ini amat sangat saya rekomendasikan, bagi anda yang bertipe petualang.
Berikut beberapa foto yang sempat saya ambil selama perjalan turun dan naik.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sebagai penutup, saya ucapkan selamat berpetualang. Dengan siapapun nanti anda akan datang berkunjung ke air terjun Sekumpul, a.k.a air terjun Grombong.




NB. Sempatkan pula berkunjung ke desa Wanagiri. Anda akan melewatinya kok. Buat Instagram mania, di sana ada spot-spot selfie kekinian. Apakah saya mampir kesana? Mungkin nanti saja kalau sudah punya pacar, malu latar keren tapi fotonya sendirian hehehe...

Buleleng, 5 Nopember 2017.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar