Tahun
2017 ini, film Pirates of The Caribbean
sampai pada serinya yang kelima. Jack Sparrow (Johnny Depp) masih menjadi tokoh
utama. Seri kelima ini punya dua sub judul yang berbeda, yaitu: “Dead Men Tell No Tales” dan “Salazar’s Revenge”, tergantung di negara
dimana film ini diputar. Entah apa yang mendasari hal tersebut. Belum saya
temukan jawabannya. Di Indonesia sendiri film ini menggunakan sub judul kedua.
Sebelum
anda membaca lebih lanjut, ada baiknya saya memberi sedikit peringatan. Tulisan
ini mengandung spoiler tingkat
tinggi. Jadi kalau tidak mau kenikmatan anda menonton terganggu, lebih baik
tulisan ini tidak usah dibaca. Kalau anda tetap membaca, maka resiko sepenuhnya
ada di tangan anda. Toh saya sudah memperingati anda dari awal.
Kesan
pertama saya selesai menonton? Film ini kembali pada benang merahnya, setelah terkesan
kalau di seri keempat, film ini sedikit ‘keluar jalur’. Saya terbiasa dengan
hadirnya Will Turner (Orlando Bloom) dan Elizabeth Swann (Keira Knightley). Saat
di seri keempat keduanya tidak hadir lagi, ada sesuatu yang hilang dari film
ini. Apakah ini berarti di seri kelima mereka berdua balik lagi? Hhmm, kasih
tahu nggak ya? Iya mereka balik lagi,
tapi tentang kapan dan bagaimana caranya? Mungkin anda harus menontonnya
sendiri.
Film ini
dimulai dengan kemunculan seorang anak kecil, di atas sebuah sampan. Tiba-tiba
saja anak itu loncat dan menyelam ke dasar laut. Di dasar laut dia menemukan The Flying Dutchman. Kalau mengikuti
seri Pirates of The Caribbean dari
awal, anda pasti tahu cerita tentang kapal ini. Di kapal ini sang anak bertemu
dengan ayahnya, yang merupakan kapten kapal tersebut. Anak kecil itu ternyata
bernama Henry Turner (Breston Thwaites). Tentu anda sudah bisa menebak dong siapa
nama ayahnya? Sungguh sebuah awal yang keren menurut saya.
Alur berikutnya tentu kembali
ke tokoh utama film. Munculnya Kapten Jack Sparrow. Seperti di seri-seri
sebelumnya, kemunculan sang Kapten selalu saja dramatis. Kali ini dia muncul di
dalam sebuah berangkas baja, sebuah bank. Kenapa dia bisa disana? Niatnya sih
mau merampok bank, beralih dari profesinya sebagai bajak laut. Tentu bukan Jack
Sparrow namanya kalau rencana itu berjalan lancar. Terjadi kekacauan maha
dahsyat yang menundang tawa. Saya sampai terbahak-bahak dibuatnya. Ciri khas
dari film keluaran Disney ini sejak
seri pertama.
Ditengah
kekacauan ini, muncul seorang tokoh perempuan baru. Namanya Carina Smyth (Kaya
Scodelario). Muncul pula tokoh Henry Turner dewasa. Dari sini saya sudah bisa
menebak, kalau pada seri ini ingin diciptakan pasangan baru, layaknya Will dan
Elizabeth di seri pertama sampai ketiga. Tebakan saya ternyata tidak salah. Sepanjang
film kita disajikan sebuah dejavu,
romansa penuh aksi antara Hendry dan Carina.
Yakin
masih mau membaca kelanjutannya? Yakin? Ya sudah, terserah anda saja.
Bagaimana
keduanya bisa bersatu? Masih ingat seri pertama film ini? Pasangan kita
disatukan oleh sebuah koin emas bajak laut. Ingat kan? Nah, di seri kelima pasangan
kita disatukan oleh Trisula Poseidon dan sosok ayah masing-masing. Di satu
sisi, Henry butuh trisula ini untuk mematahkan kutukan sang ayah. Di sisi lain,
Carina ingin mencari ayah yang tidak pernah dia ketahui keberadaannya. Satu-satunya
petunjuk yang ditinggalkan sang ayah adalah sebuah buku. Buku yang juga
merupakan peta keberadaan Trisula Poseidon. Untuk mencapai tujuan, keduanya
butuh kapal dan juga awak kapal. Disinilah lalu sosok Kapten Jack Sparrow
menjadi penting. Walau nggak penting-penting
banget sih. Keberadaan sang Kapten
justru malah memunculkan kekacauan demi kekacauan. Anda pasti sudah mengerti
maksud saya. Siap-siap ngakak deh.
Diluar
keberadaan pasangan ini, Jack Sparrow memiliki masalahnya sendiri. Seri kelima
diberi sub judul “Salazar’s Revenge”
bukannya tanpa alasan. Salazar (Javier Bardem) ternyata seorang tokoh kapten bajak
laut, asal Spanyol, beraksen khas. Sang
kapten yang punya dendam pribadi kepada Jack Sparrow. Dendam lama yang
menciptakan sebuah flashback, dengan memunculkan
tokoh Jack Sparrow remaja. Apabila anda bertanya-tanya, bagaimana sih tingkah Jack
Sparrow sewaktu remaja? Sama ‘unik’-kah seperti saat dia dewasa? Maka
pertanyaan itu akan terjawab pada seri kelima ini. Sisanya? Yah ditonton saja
sendiri. Pokoknya pada satu momen Jack remaja membuat Kapten Salazar dan awak
kapalnya terkena kutukan. Sstt,
sedikit bocoran lagi, kutukan ini ada hubungannya dengan kompas milik tokoh
utama kita. Tahu dong kompas yang dimaksud. Itu loh, kompas ‘rusak’ yang suka bikin
bingung nunjukin arah.
Selain balik
ke benang merah, film ini bisa dibilang sebagai ajang reuni. Selain
tokoh-tokohnya, kapal Black Pearl pun
kembali hadir. Iya, sang kapal legendaris yang terjebak di dalam botol, kembali
berlayar dengan gagah. Hanya saja, adegan pertempuran di tengah lautan bisa
dibilang cukup berkurang di seri ini. Tidak seperti di seri kedua dan ketiga.
Namun, bukan berarti seri kelima ini kehilangan greget. Teknologi animasi yang
dipakai di seri ini masih tetap membikin kagum. Terutama saat adegan hiu-hiu
hantu yang menyerang Jack Sparrow dan Henry. Khusus untuk adegan ini saya beri
lima jempol. Menakjubkan dan sangat detail, apalagi dibuatnya dalam slow motion. Semakin bikin berdecak
kagum.
Intinya, seri
kelima film Pirates of The Caribbean
masih sangat layak ditonton. Kalau anda tidak mengikuti seri film ini sejak
awal, saya sarankan anda menontonnya lebih dulu. Paling tidak seri pertama,
kedua, dan ketiganya. Untuk rating film ini, saya memberi nilai 8,5 dari 10. Alurnya
keren, dan plot twist yang ada pun
cukup menarik. Mau tahu plot twist-nya
apa? Silakan scroll ke bawah. Namun,
sekali lagi saya peringatkan spoiler
tingkat tingginya. Resikonya anda tanggung sendiri ya...
Eh
beneran di scroll ke bawah. Maaf
mengecewakan anda. Saya tidak akan membuka semuanya disini. Nanti rasa greget terhadap film ini jadi berkurang.
Yang dibuka sedikit-sedikit itu yang justru bikin penasaran kan? Hehehe. Sebagai
penutup saya ucapkan selamat menonton, dengan siapa pun anda menontonnya nanti.
Denpasar, 3 Juni 2017
.#nulisbuku #NulisRandom2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar