Rabu, 07 Juni 2017

Wanita Perkasa Yang Mempesona


Bulan Juni ini bioskop Indonesia sedang dibanjiri film-film berkualitas. Paling tidak itu menurut pendapat saya. Salah satunya adalah film Wonder Woman. Sebuah film yang sudah saya tunggu sejak lama. Kenapa? Karena ada sosok Gal Gadot disana. Satu dari sekian wanita yang mampu membuat saya terpesona. Harus saya akui itu. Wanita kuat tapi tidak kehilangan sisi feminimnya, selalu membuat saya kagum. Jadi kalau pemeran utamanya bukan Gal Gadot saya tidak akan nonton gitu? Mungkin saja sih.
Kita tahulah kalau film super hero dunia saat ini terbagi menjadi dua kubu. Kubu Marvel dan kubu Warner Bros (DC). Keduanya bergiliran mengeluarkan jagoan mereka ke layar lebar. Jujur selama ini saya lebih suka super hero keluaran Marvel. Baik itu dari alur cerita maupun kualitas gambar. Bagi saya film-film DC selama ini terlalu terkesan ‘suram’. Alur ceritanya pun mengalir terlalu serius, tanpa ada selipan unsur jenaka. Entah apa yang menyebabkan seperti itu. Kurang piknik mungkin?
Hanya satu film DC yang masuk ke daftar favorit saya. Film itu adalah trilogi Batman (Batman Begins, The Dark Knight dan The Dark Knight Rises), yang disutradai oleh Christoper Nolan. Menurut saya film ini sangat fenomenal. Tidak pernah saya bosan menontonnya, berulang-ulang.
Ditengah rasa pesimistis saya pada film DC, tiba-tiba dari antah berantah muncullah sosok Gal Gadot. Dia pertama kali muncul di film Batman v Superman: Dawn of Justice. Sebuah film yang saya nilai sangat aneh. Anda mau mengadu manusia dengan alien? Berfantasi sih boleh-boleh saja, tapi ya tolong yang masuk akal sedikit dong. Lihat sendirikan hasilnya? Batman sampai-sampai harus pakai kostum besi nggak jelas. Kasihan si Batman jadi kelihatan seperti kelelawar gigantisme. Adanya Gal Gadot jelas menyelamatkan film ini. Paling tidak ada sosok indah yang bisa dilihat, ditengah kesuraman yang ada.
Selesai menonton, saya sampai googling sosok cantik satu ini. Beneran, sumpah. Iyah sebegitu penasarannya saya. Dari hasil browsing saya temukan beberapa fakta tentang Gal Gadot.
Pertama, saya jadi tahu kalau Gal Gadot itu cewek Taurus. Halah, apaan coba? Hahaha.
Kedua, film Dawn of Justice bukan film pertama dia. Gal Gadot juga pernah main di Fast Five dan Fast & Furious 6. Kaget dong. Saya sampai menonton ulang kedua film itu, dan beneran dia ada disana. Maaf loh ya Mba Gal, saya rada telat nyadarnya. Maklum cowok nggak peka.
Ketiga, lahir di Israel, Gal Gadot pernah mewakili Israel di ajang Miss Universe. Wow banget kan? Brain, beauty, and behavior Wonder Woman kita ini sudah terbukti, sudah teruji. Semakin wow saat tahu kalau dia juga pernah ditempa di kamp militer, dua tahun lamanya. Nggak heran itu badan kok bisa lentur gitu.
Keempat, Gal Gador rupanya seorang mama muda beranak dua. Dan sampai sini saya langsung berhenti browsing. Mendadak patah hati.
Oke, cukup sekian bicarain istri orangnya, kita balik ke review film Wonder Woman. Hahaha.
Sebagai sebuah film perdana, bisa ditebak dong bagaimana jalan ceritanya? Yoi, kita diajak ber-flash back. Dimulai dari kehidupan masa kecil Diana, sang Wonder Woman. Masa kecil Diana dihabiskan di Themyscira, sebuah pulau dimana kerajaan Amazon berada. Ibunda Diana sendiri adalah ratu dari kerajaan Amazon. Diana muda dilatih dan dibesarkan oleh para wanita Amazon. Hal ini membuat Diana tumbuh menjadi wanita yang cantik nan tangguh. Selain itu, Diana muda juga tumbuh ditengah mitos peperangan para Dewa Yunani, Zeus dan Ares. Saking percayanya Diana akan mitos ini, sampai-sampai dia yakin betul kalau dirinya dilahirkan untuk membunuh Ares. Dengan terbunuhnya Ares, maka perang di muka bumi akan bisa dihentikan. Yaelah, kok lugu amat sih ini anak, pikir saya waktu itu. Namun ternyata, mitos inilah yang nantinya menjadi bagian paling inti dari film Wonder Woman.
Bagaimana Patty Jenkins, sang sutradara, menggambarkan keindahan Themyscira sangatlah luar biasa. Begitu terang dan penuh warna. Film DC yang satu ini, ibarat keluar dari pakem film DC yang selama ini ada. Belum lagi, gambaran adegan proses latihan dan pertempuran para wanita Amazon. Ditambah adegan slow motion-nya. Lima jempol untuk kualitas gambarnya. Ternyata yang diperlukan film-film DC adalah sentuhan seorang wanita.
Ketenangan Themyscira terusik, saat sebuah pesawat jatuh di dekat pantai. Diana terjun ke laut untuk menyelamatkan sang pilot. Suasana jadi makin ricuh, ketika ada sejumlah tentara datang mengejar sang pilot. Pertempuran tidak bisa dihindari. Bukan wanita Amazon namanya kalau akhirnya tidak bisa keluar sebagai pemenang. Menjadi satu-satu lelaki yang tersisa, sang pilot harus menerima nasib diinstrogasi seisi pulau. Terungkaplah identitas sang pilot. Dia bernama Steve Trevor (Chris Pine), seorang mata-mata Amerika-Inggris. Dia mengaku, saat pesawatnya terjatuh dia sedang berlari dari kejaran tentara Jerman. Dia dikejar karena mencuri sebuah buku berisi rahasia senjata musuh. Steve lanjut menjelaskan kalau diluar sana sedang terjadi perang.
Mendengar penjelasan Steve, Diana langsung tergugah. Sang putri percaya kalau perang ini pasti disebabkan oleh ulah Ares, sang Dewa Perang. Kalau Ares bisa dibunuh maka perang akan usai. Anda harus melihat ekspresi wajah Steve mendengar kata-kata Diana itu. Kaget-kaget bercampur heran gitu deh. Dalam hati si Steve mungkin mikir, “Ini cewek cantik-cantik kok rada kelainan mental ya?” Bikin ngakak, sumpah.
Disinilah berbedanya film Wonder Woman, dengan film DC lainnya. Kepolosan Diana membuat film ini sukses menyisipkan humor-humor menarik. Diana memang akhirnya pergi dari pulau bersama Steve, menuju Inggris. Harus saya akui Steve sangat sabar menghadapi Diana, seorang wanita lugu tapi keras kepala. Entah berapa kali Steve bilang, “Tunggu disini, jangan kemana-mana.” Dan bisa ditebak dong apa yang terjadi? Iya, Diana mana mau peduli. Cewek cantik mah bebas! Hahaha. Pokoknya interaksi Diana di tengah kota benar-benar mengundang tawa. Silakan anda tonton sendiri. Saya nilai akting Gal Gadot disini layak dapat jempol.
Namanya film super hero, kalau nggak ada penjahatnya nggak seru dong. Penjahat di film ini adalah seorang Jenderal Jerman, bernama Ludendorff. Sang Jenderal tidak sendirian, dia dibantu sang asisten yang bernama Doctor Poison. Seorang wanita yang terobsesi terhadap gas beracun. Gaya-gaya Nazi Jerman di film ini, mengingkatkan pada film Captain America-nya Marvel. Saya jadi curiga kalau Diana Prince dan Steve Rogers seumuran. Sama-sama tua tapi ‘awet muda’.
Singkat cerita, bersama beberapa teman, Steve mengantar Diana ke medan perang. Teman-teman yang diajak unik-unik loh. Ada penembak jitu tapi tidak bisa nembak, ada aktor yang kepepet jadi tentara. Tingkah mereka juga cukup mengundang tawa. Nah, keseruan pun dimulai di medan peperangan ini. Disinilah kekuatan Wonder Woman benar-benar dieksploitasi total oleh sang sutradara. Bisa dilihat juga bagaimana luwesnya tubuh Gal Gadot bergerak. Harus saya acungkan jempol. Walau film ini tokoh utamanya wanita, namun para lelaki diberi porsi yang seimbang. Mereka juga terlibat secara nyata dalam peperangan. Lagi-lagi patut diberi acungan jempol.
Pokoknya film Wonder Woman ini layak ditonton. Datang bersama anak-anak anda? Sepertinya tidak apa-apa. Sama sekali tidak ada adegan dewasa di film ini, kecuali satu kali ciuman. Kalau anda menonton bareng pacar, saya sarankan anteng saja di kursi anda. Jangan komentar macem-macem deh. Apalagi sampai keceplosan bilang Gal Gadot cantik, seksi, dan lain-lain. Nggak mau dong perang di layar jadi pindah ke kursi anda?
Secara keseluruhan film ini saya beri nilai 8 dari 10. Untuk Gal Gadot-nya? 9,5 dari 10. Sekedar kagum doang boleh dong? Biar kata dia istri orang. Hahaha.
Selamat menonton, dengan siapapun nanti anda akan menontonnya.



NB. Saat anda nonton nanti coba dihitung deh, berapa kali kata ‘Wonder Woman’ disebut dalam film ini, baik lisan maupun tulisan. Dan saat Jenderal Ludendorff tewas, jangan beranjak dulu dari kursi anda. Film ini masih belum selesai... jauh dari selesai...

Denpasar, 7 Juni 2017
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar